Senin, 11 Februari 2013

MRT


Sudah hampir tiga minggu warga Bogor-Jakarta terpaksa harus mencari alternatif alat transportasi lain sebagai pengganti kereta api. Sampai saat ini kereta api tidak dapat melintas sampai tujuan Bogor dikarenakan adanya tanah longsor di stasiun Cilebut, jadwal kereta pun tidak dapat dipastikan. Walhasil para warga yang sehari-hari menggunakan transportasi ini harus beralih ke alat transportasi yang lain.
Kereta api sudah menjadi alat transportasi andalan bagi sebagian besar warga Bogor yang bekerja di Jakarta. Selain tarifnya yang bersahabat, moda transportasi ini juga anti macet dan lebih cepat dibandingkan dengan moda transportasi yang lain. Namun, tak jarang juga alat transportasi ini mengalami gangguan seperti gangguan sinyal, ada salah satu kereta yang mogok, ada kecelakaan, dan sebagainya. Selain banyaknya gangguan, dari segi kenyamanan pun dirasakan kurang.
Dengan adanya berbagai kendala transportasi ini pemerintah berusaha menyediakan alternatif alat transportasi yang lebih baik. Diharapkan dengan adanya pembangunan MRT Jakarta bisa menjadi solusinya. Namun, lagi-lagi rencana tidak semulus harapan. Diperkirakan harga tiket MRT sebesar Rp 38 ribu, tarif ini sudah dipastikan akan memberatkan masyarakat. Apalagi tujuan membangun MRT adalah agar dapat mengangkut masyarakat yang sebagian besar berpenghasilan rendah, untuk itu sebaiknya harga tiket pun disesuaikan dengan kemamapuan masyarakat umum. Jangan sampai fasilitas umum ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas saja.
Untuk mengatasi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan berusaha meminta subsidi dari pemerintah. Jokowi akan meminta bantuan pemerintah pusat melalui Menkeu agar bisa memberikan 70 persen subsidi tiket MRT. Jika mendapatkan subsidi harga tiket menjadi Rp 18 ribu, kalau ada subsidi lagi menjadi Rp 15 ribu. Namun sebenarnya harga tiket ini masih mahal dibanding dengan tarif MRT di negara-negara lain.
Selain mengharapkan subsidi dari pemerintah, ada alternatife lain yang dapat ditempuh untuk menurunkan harga tiket MRT yaitu dengan mengajak kerja sama dengan pihak swasta. Dengan bekerjasama dengan pihak swasta, hal ini dapat menghemat biaya dan bisa ditanggung bersama dan membuka para pengusaha properti untuk berpartisipasi. Sayang kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan oleh pengusaha nasional, kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit. Alternatif ini memang salah satu solusi yang bisa dijalankan, jika solusi ini masih belum bisa menurukan harga tiket, maka subsidi dari pemerintah tetap dibutuhkan agar proyek MRT dapat terwujud.