Sudah hampir tiga minggu warga Bogor-Jakarta terpaksa harus
mencari alternatif alat transportasi lain sebagai pengganti kereta api. Sampai
saat ini kereta api tidak dapat melintas sampai tujuan Bogor dikarenakan adanya
tanah longsor di stasiun Cilebut, jadwal kereta pun tidak dapat dipastikan.
Walhasil para warga yang sehari-hari menggunakan transportasi ini harus beralih
ke alat transportasi yang lain.
Kereta
api sudah menjadi alat transportasi andalan bagi sebagian besar warga Bogor
yang bekerja di Jakarta. Selain tarifnya yang bersahabat, moda transportasi ini
juga anti macet dan lebih cepat dibandingkan dengan moda transportasi yang
lain. Namun, tak jarang juga alat transportasi ini mengalami gangguan seperti
gangguan sinyal, ada salah satu kereta yang mogok, ada kecelakaan, dan
sebagainya. Selain banyaknya gangguan, dari segi kenyamanan pun dirasakan
kurang.
Dengan
adanya berbagai kendala transportasi ini pemerintah berusaha menyediakan
alternatif alat transportasi yang lebih baik. Diharapkan dengan adanya
pembangunan MRT Jakarta bisa menjadi solusinya. Namun, lagi-lagi rencana tidak
semulus harapan. Diperkirakan harga tiket MRT sebesar Rp 38 ribu, tarif ini
sudah dipastikan akan memberatkan masyarakat. Apalagi tujuan membangun MRT
adalah agar dapat mengangkut masyarakat yang sebagian besar berpenghasilan
rendah, untuk itu sebaiknya harga tiket pun disesuaikan dengan kemamapuan
masyarakat umum. Jangan sampai fasilitas umum ini hanya bisa dinikmati oleh
kalangan atas saja.
Untuk
mengatasi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan berusaha
meminta subsidi dari pemerintah. Jokowi akan meminta bantuan pemerintah pusat
melalui Menkeu agar bisa memberikan 70 persen subsidi tiket MRT. Jika
mendapatkan subsidi harga tiket menjadi Rp 18 ribu, kalau ada subsidi lagi
menjadi Rp 15 ribu. Namun sebenarnya harga tiket ini masih mahal dibanding
dengan tarif MRT di negara-negara lain.
Selain
mengharapkan subsidi dari pemerintah, ada alternatife lain yang dapat ditempuh
untuk menurunkan harga tiket MRT yaitu dengan mengajak kerja sama dengan pihak
swasta. Dengan bekerjasama dengan pihak swasta, hal ini dapat menghemat biaya
dan bisa ditanggung bersama dan membuka para pengusaha properti untuk
berpartisipasi. Sayang kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan oleh pengusaha
nasional, kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit.
Alternatif ini memang salah satu solusi yang bisa dijalankan, jika solusi ini
masih belum bisa menurukan harga tiket, maka subsidi dari pemerintah tetap
dibutuhkan agar proyek MRT dapat terwujud.